Pendidikan
Seks bagi remaja mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan sekarang ini. Seperti yang kita
tahu, remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Menurut
badan kesehatan dunia WHO,
usia remaja adalah antara 12 sampai 24 tahun.
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan ketika Anda berbicara tentang seks kepada remaja. Sebagian
remaja berkesan bahwa seks itu menyenangkan, tak ada rasa sakit, sangat
membahagiakan, sehingga tidak ada hal yang harus ditakutkan untuk dicoba. Yang
mereka pikirkan seks adalah seputar perilaku seks semata yang disertai dengan
birahi, bahkan ada remaja yang beranggapan bahwa gaul atau tidaknya seorang
remaja dinilai dari pengalaman seks mereka, sehingga ada sebuah opini seperti
ini, “seks adalah sesuatu yang menarik
untuk dicoba”.
Pendidikan
seks dini bagi
remaja bertujuan untuk mengenalkan remaja pada fungsi organ
seks, sehingga mereka bisa paham dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
miliki serta mereka akan mendapatkan panduan menghindapi penyimpangan dalam
perilaku seksual mereka sejak dini.
Selama
menapaki tahapan ini, remaja memang akan didominasi dengan masalah-masalah
seks. Mereka pun akan sangat memperhatikan masalah seks. Sebagian besar remaja
mengonsumsi bacaan seputar seks. Selain itu mereka akan semakin bertambah
ketika mereka berhadapan dengan rangsangan seks seperti gambar-gambar porno,
blue film, dan rangsangan yang lain. Bahkan untuk sekarang ini semakin variatif
saja respon remaja tentang seks.
Ada beberapa
dampak yang umumnya dihadapi oleh remaja ketika mereka telah terjerumus ke
hal-hal yang berlebihan tentang seks, seperti hilangnya harga diribagi remaja
laki-laki dan hilangnya keperawanan bagi remaja perempuan, perasaan berdosa
yang mendalam, takut hamil, serta lemahnya kepercayaan antara dua pihak.
Lalu, apa
saja yang bisa dilakukan oleh remaja agar terhindar dari hal-hal yang
menyimpang ini?
Pertama yang
bisa dilakukan adalah mengekang nafsu yang menguasai diri remaja.
Kedua,
pahami diri sendiri.
Dengan
memahami jati dirinya, remaja akan bisa menyadari tugas dan tanggung jawab
dalam hidupnya, serta memahami hubungan dirinya dengan lingkungannya.
Ketiga,
kualitas akhlak remaja.
Menyadari
batas-batas nilai serta tugasnya dalam masyarakat serta tanggung jawabnya dalam
masyarakat.
Keempat,
kesadaran beragama.
Kelima,
bangunlah keterbukaan, cinta kasih, dan saling memahami dalam keluarga.
Keenam,
pengawasan yang cerdas dari ornag tua.
Cerdas di
sini bukan berarti over protect terhadap remaja. Jika remaja diperlakukan over,
mereka tidak akan merasakan enjoy dan mereka akan selalu merasa diawasi
sehingga ruang gerak mereka akan terbatas. Cobalah untuk memberikan kepercayaan
kepada remaja untuk melakukan kegiatan positif yang mereka inginkan. Berikan
support untuk mereka agar mereka bisa berkembang sejalan dengan umurnya.
Dan yang
terakhir adalah hindari pergaulan bebas
yang bisa menjerumuskan remaja pada hal-hal negatif yang merusak masa depan.