Senin, 24 Juni 2013

Pendidikan Seks Bagi Remaja


Pendidikan Seks bagi remaja mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sekarang ini. Seperti yang kita tahu, remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Menurut badan kesehatan dunia WHO, usia remaja adalah antara 12 sampai 24 tahun.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika Anda berbicara tentang seks kepada remaja. Sebagian remaja berkesan bahwa seks itu menyenangkan, tak ada rasa sakit, sangat membahagiakan, sehingga tidak ada hal yang harus ditakutkan untuk dicoba. Yang mereka pikirkan seks adalah seputar perilaku seks semata yang disertai dengan birahi, bahkan ada remaja yang beranggapan bahwa gaul atau tidaknya seorang remaja dinilai dari pengalaman seks mereka, sehingga ada sebuah opini seperti ini, “seks adalah sesuatu yang menarik untuk dicoba”.
Pendidikan seks dini bagi remaja bertujuan untuk mengenalkan remaja pada fungsi organ seks, sehingga mereka bisa paham dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka miliki serta mereka akan mendapatkan panduan menghindapi penyimpangan dalam perilaku seksual mereka sejak dini.
Selama menapaki tahapan ini, remaja memang akan didominasi dengan masalah-masalah seks. Mereka pun akan sangat memperhatikan masalah seks. Sebagian besar remaja mengonsumsi bacaan seputar seks. Selain itu mereka akan semakin bertambah ketika mereka berhadapan dengan rangsangan seks seperti gambar-gambar porno, blue film, dan rangsangan yang lain. Bahkan untuk sekarang ini semakin variatif saja respon remaja tentang seks.
Ada beberapa dampak yang umumnya dihadapi oleh remaja ketika mereka telah terjerumus ke hal-hal yang berlebihan tentang seks, seperti hilangnya harga diribagi remaja laki-laki dan hilangnya keperawanan bagi remaja perempuan, perasaan berdosa yang mendalam, takut hamil, serta lemahnya kepercayaan antara dua pihak.
Lalu, apa saja yang bisa dilakukan oleh remaja agar terhindar dari hal-hal yang menyimpang ini?
Pertama yang bisa dilakukan adalah mengekang nafsu yang menguasai diri remaja.
Kedua, pahami diri sendiri.
Dengan memahami jati dirinya, remaja akan bisa menyadari tugas dan tanggung jawab dalam hidupnya, serta memahami hubungan dirinya dengan lingkungannya.
Ketiga, kualitas akhlak remaja.
Menyadari batas-batas nilai serta tugasnya dalam masyarakat serta tanggung jawabnya dalam masyarakat.
Keempat, kesadaran beragama.
Kelima, bangunlah keterbukaan, cinta kasih, dan saling memahami dalam keluarga.
Keenam, pengawasan yang cerdas dari ornag tua.
Cerdas di sini bukan berarti over protect terhadap remaja. Jika remaja diperlakukan over, mereka tidak akan merasakan enjoy dan mereka akan selalu merasa diawasi sehingga ruang gerak mereka akan terbatas. Cobalah untuk memberikan kepercayaan kepada remaja untuk melakukan kegiatan positif yang mereka inginkan. Berikan support untuk mereka agar mereka bisa berkembang sejalan dengan umurnya.
Dan yang terakhir adalah hindari pergaulan bebas yang bisa menjerumuskan remaja pada hal-hal negatif yang merusak masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar